Jumat, 23 September 2016

Teori Dan Pendekatan Pendidikan Multikultur




TEORI DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTI KULTUR




NAMA-NAMA KELOMPOK 6

1.     SYAHRUL MUBARAK        A 311 14 044
2.     YOSEPH YOS SUDARSOA 311 14 020
3.     RAMADHAN Y LAHAWI    A 311 14 048
4.     FITRIAH ULFA                      A 311 14 016

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARH
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TANDULAKO
2016



KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan  yang maha esa, karena berkat rahmat serta hidayahnya yang di limpahkan kepada kelompok kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul teori dan pendekatan pendidikan multi kultur. Dalam kebenaran makalah kami ini perlu sekali yang namanya sebuah kritik atau saran yang dapat membangun  dari makala ini, sehingga kedepanya nanti kami mampu membuat dan menciptakan makalah yang lebih baik lagi. Kemudian dari pada itu juga kami berterimakasih kepada semua pihak yang turut membangtu mengembangkan sup kajian makalah kami ini seperti media buku dan internet yang digunakan sebagai acuan dalam pembuatan makalah ini.
Hormat kami

Kelompok 6












DAFTAR ISI
1.             Halaman sampul...................................................................................................xi
2.             Pendahuluan.........................................................................................................xii
3.             Daftar isi...............................................................................................................xiii
4.             BAB I
·         Latar Belakang..........................................................................................1
·         Rumusan Masalah.....................................................................................1
·         Tujuan.......................................................................................................1
5.             BAB II
·         TeoriPendidikanMultikultural................................................................2
·         Pendekatan PendidikanMultikultural......................................................4
6.             BAB III
·         Kesimpulan................................................................................................6
·         Daftar pustaka...........................................................................................7

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dalam dunia modern seperti saat ini, perkembangan kebudayaan antar suatu bangsa kian meningkat. Selain dari terjadinya perkembangan, terjadi pula persaingan antar budaya dimana antar budaya bangsa tersebut saling mempengaruhi. Sehingga dengan keadaan seperti itu perlu adanya pemahaman terhadap budaya-budaya yang saling mempengaruhi. Salah satu cara pemahaman terhadap adanya akulturasi budaya yaitu Multikultur atau lebih terkhusus pada Pendidikan Multikultur. Dengan adanya pendidikan multikultur inilah kita dapat memahami tentang keragaman budaya yang ada di dunia serta pengaruh-pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat global. Adapun yang menjadi dasar adanya pendidikan multikultural yaitu adanya nilai kesadaran akan arti penting dari keragaman budaya sehingga perlu adanya pembelajan mengenai hal tersebut sedangkan salah satu yang menjadi tujuan dari pendidikan multkultural yaitu perkembangan literasi etnis dan budaya masyarakat globab pada umumnya.
Namun sebelum membahas tentang apa arti dan bagaimana cara penerapan atau pembelajaran multikultural tersebut, perlu adanya pemahaman terlebih dahulu mengenai teori dan pendekatan terhadap pendidikan multikultural itu sendiri. Sehingga pada kesempatan ini kami dari kelompok VI akan membahas mengenai teori dan pendekatan pendidikan multikultural.
B.     Rumusan Masalah
1.      Bagaimana pendidikan multikultural dalam pandangan beberapa ahli?
2.      Bagaimana pendekatan dalam pendidikan multikultural?
C.    Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini yaitu menjelaskan pendidikan multikultural dalam pandangan beberapa ahli serta pendekatan yang dilakukan dalam pendidikan multikultural.




BAB II
PEMBAHASAN
A.    Teori Pendidikan Multikultural
Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang membahas mengenai perbedaan budaya dan etnis secara mengglobal sehingga pembelajarannya cukup rumit karena tidak membahas hanya etnis dan budaya saja, tetapi juga membahas emic. Pendidikan multikultural dalam pandangan para pakar mendefiniskan atau menjelaskan pendidikan multicultural dari berbagai perspektifnya masing-masing. Para pakar yang mengeluarkan teori-teori tersebut yaitu sebagai berikut:
a.    Horrace Kallen
Horrace Kallen memberikan pendapat mengenai multicultural yaitu jika budaya suatu bangsa memiliki banyak segi, nilai-nilai dan lainnya budaya tersebut disebut oleh Horrace Kallen sebagai pluralisme budaya atau Cultularl Pluralism). Horrace menggambarkan pluralism budaya sebagai penghargaan berbagai tingkat perbedaan, tetapi masih terdapat dalam batas-batas dalam menjaga persatuan nasional. Kallen dalam penjelasannya mencoba menggambarkan penjelasannya dalam lingkup daerah yaitu Amerika yang mana masing-masing etnis dan budaya di Amerika saling berkontribusi unik sehingga menambah variasi etnik dan budaya di Amerika. Dalam teorinya juga, Kallen menjelaskan sekaligus mengakui bahwa budaya yang dominan dalam masyarakat harus juga diakui oleh masyarakat sendiri. sebagai contoh yaitu keberagaman budaya yang ada di Jawa, budaya yang paling dominan di Jawa yaitu budaya Jawa namun juga terdapat budaya-budaya yang sedikit dominan di Jawa yang akan menambah variasi dan keberagaman budaya yang ada di Jawa.
b.      Jams A. Banks
Jams A. Banks merupakan seorang yang dikenal sebagai perintis dari teori pendidikan multicultural hal tersebut dikarenakan Banks lebih menekankan dan lebih terfokus pada pendidikan multicultural. Menurut Banks, pendidikan lebih mengarah pada bagaimana berfikir dari pada apa yang dipikirkan serta Banks juga menjelaskan bahwa siswa harus diajari tentang bagaimana cara memahami berbagai jenis pengetahuan, konstruksi pengetahuan serta interpretasi yang berbeda-beda walaupun terkadang interpretasi pengetahuan tersebut berlawanan dengan pikiran siswa itu sendiri. Banks mengindentifikasikan tiga kelompok yang berbeda dalam hal keberadaan kelompok-kelompok budaya di Amerika Serikat. Yang pertama yaitu tradisionalis barat. Kelompok ini beranggapan bahwa mereka berada dalam keadaan terancam dan berbahaya karena mengenyampingkan kelompok fiminis, minoritas dan reformasi multicultural yang lain. Tapi kelompok ini masih sedikit memberikan perhatian terhadap pengajaran keanekaragaman atau multikultur.
Kelompok kedua yaitu kelompok yang menolak kebudayaan barat secara berlebih-lebihan yaitu kelompok Afrosentris. Kelompok ini menganggap bahwa sejarah dan budaya orang Afrika lah yang menjadi pusat dari kurikulum agar siswa dapat mempelajari peranan bangsa Afrika dalam perkembangan budaya barat dan untuk memotivasi siswa Afrika Amerika dalam belajar. Adapun kelompok ketiga yaitu kelompok Multikulturalis yang lebih mempercayai pendidikan seharusnya direformasi untuk lebih memberiperhatian pada pengalaman orang kulit berwarna dan wanita. Kelompok ini sekarang sedang dalam proses perkembangan dan memperjuangkan posisinya dominasi di tengah kelompok yang mapan.
c.       Bill Martin
Bill Martin dalam tulisannya yang berjudul Multikulturalisme: Consumerist or Transformational? bahwa keseluruhan isu tentang multikulturalisme memunculkan pertanyaan tentang “perbedaan” yang Nampak sudah dilakukan berbagai teori filsafat atau teori sosial. Martin dalam pendapatnya meyebut afrosentris dan tradisional barat itu sebagai Consumerist Multiculturalism”. Yang mana pendapatnya tersebut menentang afrosentris dan tradisional barat. Martin mengusulkan suatu hal yang baru yaitu multikulturalisme bukanlah konsumeris melainkan berupa transformational yang memerlukan kerangka kerja. Martin mngatakan bahwa disamping isu tentang kelas sosial ras, etnis, dan pandangan lain yang berbeda sehingga diperlukan komunikasi tentang berbagai segi pandangan yang berbeda pula. Masyarakat harus memiliki visi kolektif yang bertipe baru dari berubahan sosial menuju kea rah multikulturalisme yaitu sebuah visi yang muncul lewat transformasi.
d.      Martin J. Beck Matustik
Menurut Martin J. Beck Matustik, perdebatan tentang masyarakat multikultural yang terjadi di masyarakat Barat selalu berkaitan dengan norma atau tatanan masyarakat. Ia mengatakan bahwa semua segi dalam setiap pembicaraan budaya saat ini selalu mengarah pada pemikiran kembali norma barat atau The Western Canon yang mengakui bahwa dunia multikultural adalah dunia yang benar-benar ada dan nyata. Selain itu, Matustik juga beranggapan bahwa teori multikulturalisme meliputi berbagai hal yang mengarah kepada liberalisasi pendidikan dan politik Plato. Matustik yakin bahwa masyarakat harus menciptakan pencerahan multikultural yang baru yaitu multikulturalisme lokal yang semuanya saling berkaitan atau berhubungan secara global sebagai lawan dari monokultur nasional.
e.       Judith M. Green
Menurut Green, keunikan multikulturalisme tidak hanya dimiliki oleh Amerika, melainkan juga negara-negara lain yang mana negara tersebutpun harus mengakomodasikan berbagai kelompok kecil dari berbagai budaya yang berbeda-beda. Amerika dalam pandangan Green merupakan negara yang melakukan perubahan besar dalam transformasi berkat pendidikan, hal tersebut dikarenakan Amerika menganggap bahwa cara untuk melakukan perubahan yang efektif adalah melalui pendidikan tidak terkecuali pendidikan multikulturalnya. Amerika yang sejak keberadaannya telah memiliki masyarakat yang  mempunyai kebudayaan yang beragam yang dimana berbagai budaya telah bersatu melalui perjuangan, interaksi serta kerja sama.
B.     Pendekatan Pendidikan Multikultural
Dengan adanya teori-teori yang diperkenalkan oleh beberapa ahli tersebut, maka diperlukan adanya sebuah pendekatan tentang pendidikan multikultural. Beberapa pendidikan tersebut berupa:
1.    Pendekatan Historis
Pendekatan ini mengandaikan bahwa materi yang diajarkan kepada pembelajar dengan menengok kembali ke belakang. Maksudnya agar pebelajar dan pembelajar mempunyai kerangka berpikir yang komplit sampai ke belakang untuk kemudian mereflesikan untuk masa sekarang atau mendatang. Dengan demikian materi yang diajarkan bisa ditinjau secara kritis dan dinamis.
2.    Pendekatan Sosiologis
Pendekatan ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi atas apa yang pernah terjadi di masa sebelumnya atau datangnya di masa lampau.  Dengan pendekatan ini  materi yang diajarkan bisa menjadi aktual, bukan karena dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi karena kerangka berpikir yang dibangun adalah kerangka berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa digabungkan dengan metode kedua, yakni metode pengayaan.
3.    Pendekatan Kultural
Pendekatan ini menitikberatkan kepada otentisitas dan tradisi yang berkembang. Dengan pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentik dan mana yang tidak. Secara otolatis pebelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan mana tradisi yang datang dari islam.
4.    Pendekatan Psikologis
Pedekatan ini berusaha memperhatikan situasi psikologis perseorangan secara tersendiri dan mandiri. Artinya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia mandiri dan unik dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan ini menuntut seorang pebelajar harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan pembelajar sehingga ia bisa mengetahui metode-metode mana saja yang cocok untuk pembelajar.
5.    Pendekatan Estetik
Pendekatan estetik pada dasarnya mengajarkan pembelajar untuk berlaku sopan dan santun, damai, ramah, dan mencintai keindahan. Sebab segala materi kalau hanya didekati secara doktrinal dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka pembelajar akan cenderung bersikap kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk mengapresiasikan segala gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya sebagai bagian dari dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis.
6.    Pendekatan Berprespektif Gender
Pendekatan ini mecoba memberikan  penyadaran kepada pembelajar untuk tidak membedakan jenis kelamin karena sebenarnya jenis kelamin bukanlah hal yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Dengan pendekatan ini, segala bentuk konstruksi sosial yang ada di sekolah yang menyatakan bahwa perempuan berada di bawah laki-laki bisa dihilangkan.

BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang membahas mengenai perbedaan budaya dan etnis secara mengglobal sehingga pembelajarannya cukup rumit karena tidak membahas hanya etnis dan budaya saja, tetapi juga membahas emic. Dalam mengkaji sebuah pendidikan multi kultur ini melahirkan beberapa terori yang di kemukakan oleh para ahli, seperti pemikiran Horrace Kallen, Jams A. Banks dan lainya yang merupakan mengembangkan dari pendidikan multikultur itu sendiri. Penerapan pedidikan juga memerlukan beberapa pendekatan sebagai pengembangan pengetahuan tentang pendidikan multi kultur, diantaranya adalah pendekatan Historis, Pendekatan Sosiologis, Pendekatan Kultural, Pendekatan Psikologis, dan Pendekatan Estetik




















DAFTAR PUSTAKA
1.     Aditia. Blogapot. 2013. Teori pendidikan multi kultur beserta model pendekatan yang di gunakan.
2.     Abdul Latif,  Juraid,  Pendidikan Multi Kultur.