TEORI
DAN PENDEKATAN PENDIDIKAN MULTI KULTUR

NAMA-NAMA
KELOMPOK 6
1.
SYAHRUL
MUBARAK A 311 14 044
2.
YOSEPH
YOS SUDARSOA 311 14 020
3.
RAMADHAN
Y LAHAWI A 311 14 048
4.
FITRIAH
ULFA A 311 14 016
PROGRAM
STUDI PENDIDIKAN SEJARH
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
TANDULAKO
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat
tuhan yang maha esa, karena berkat
rahmat serta hidayahnya yang di limpahkan kepada kelompok kami sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas kami yang berjudul teori dan pendekatan pendidikan
multi kultur. Dalam kebenaran makalah kami ini perlu sekali yang namanya sebuah
kritik atau saran yang dapat membangun
dari makala ini, sehingga kedepanya nanti kami mampu membuat dan
menciptakan makalah yang lebih baik lagi. Kemudian dari pada itu juga kami
berterimakasih kepada semua pihak yang turut membangtu mengembangkan sup kajian
makalah kami ini seperti media buku dan internet yang digunakan sebagai acuan
dalam pembuatan makalah ini.
Hormat
kami
Kelompok
6
DAFTAR
ISI
1.
Halaman sampul...................................................................................................xi
2.
Pendahuluan.........................................................................................................xii
3.
Daftar
isi...............................................................................................................xiii
4.
BAB I
·
Latar Belakang..........................................................................................1
·
Rumusan Masalah.....................................................................................1
·
Tujuan.......................................................................................................1
5.
BAB II
·
TeoriPendidikanMultikultural................................................................2
·
Pendekatan PendidikanMultikultural......................................................4
6.
BAB III
·
Kesimpulan................................................................................................6
·
Daftar
pustaka...........................................................................................7
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Dalam dunia modern seperti saat ini, perkembangan
kebudayaan antar suatu bangsa kian meningkat. Selain dari terjadinya
perkembangan, terjadi pula persaingan antar budaya dimana antar budaya bangsa
tersebut saling mempengaruhi. Sehingga dengan keadaan seperti itu perlu adanya
pemahaman terhadap budaya-budaya yang saling mempengaruhi. Salah satu cara
pemahaman terhadap adanya akulturasi budaya yaitu Multikultur atau lebih
terkhusus pada Pendidikan Multikultur. Dengan adanya pendidikan multikultur
inilah kita dapat memahami tentang keragaman budaya yang ada di dunia serta
pengaruh-pengaruhnya terhadap kehidupan masyarakat global. Adapun yang menjadi
dasar adanya pendidikan multikultural yaitu adanya nilai kesadaran akan arti
penting dari keragaman budaya sehingga perlu adanya pembelajan mengenai hal
tersebut sedangkan salah satu yang menjadi tujuan dari pendidikan multkultural
yaitu perkembangan literasi etnis dan budaya masyarakat globab pada umumnya.
Namun sebelum membahas tentang apa arti dan
bagaimana cara penerapan atau pembelajaran multikultural tersebut, perlu adanya
pemahaman terlebih dahulu mengenai teori dan pendekatan terhadap pendidikan
multikultural itu sendiri. Sehingga pada kesempatan ini kami dari kelompok VI
akan membahas mengenai teori dan pendekatan pendidikan multikultural.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
pendidikan multikultural dalam pandangan beberapa ahli?
2.
Bagaimana
pendekatan dalam pendidikan multikultural?
C.
Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah
ini yaitu menjelaskan pendidikan multikultural dalam pandangan beberapa ahli
serta pendekatan yang dilakukan dalam pendidikan multikultural.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Teori Pendidikan
Multikultural
Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang membahas mengenai
perbedaan budaya dan etnis secara mengglobal sehingga pembelajarannya cukup
rumit karena tidak membahas hanya etnis dan budaya saja, tetapi juga membahas
emic. Pendidikan multikultural dalam pandangan para pakar mendefiniskan atau
menjelaskan pendidikan multicultural dari berbagai perspektifnya masing-masing.
Para pakar yang mengeluarkan teori-teori tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Horrace Kallen
Horrace Kallen memberikan pendapat mengenai
multicultural yaitu jika budaya suatu bangsa memiliki banyak segi, nilai-nilai
dan lainnya budaya tersebut disebut oleh Horrace Kallen sebagai pluralisme
budaya atau Cultularl Pluralism).
Horrace menggambarkan pluralism budaya sebagai penghargaan berbagai tingkat
perbedaan, tetapi masih terdapat dalam batas-batas dalam menjaga persatuan
nasional. Kallen dalam penjelasannya mencoba menggambarkan penjelasannya dalam
lingkup daerah yaitu Amerika yang mana masing-masing etnis dan budaya di
Amerika saling berkontribusi unik sehingga menambah variasi etnik dan budaya di
Amerika. Dalam teorinya juga, Kallen menjelaskan sekaligus mengakui bahwa
budaya yang dominan dalam masyarakat harus juga diakui oleh masyarakat sendiri.
sebagai contoh yaitu keberagaman budaya yang ada di Jawa, budaya yang paling
dominan di Jawa yaitu budaya Jawa namun juga terdapat budaya-budaya yang
sedikit dominan di Jawa yang akan menambah variasi dan keberagaman budaya yang
ada di Jawa.
b. Jams A. Banks
Jams A. Banks merupakan seorang yang dikenal sebagai
perintis dari teori pendidikan multicultural hal tersebut dikarenakan Banks
lebih menekankan dan lebih terfokus pada pendidikan multicultural. Menurut
Banks, pendidikan lebih mengarah pada bagaimana berfikir dari pada apa yang
dipikirkan serta Banks juga menjelaskan bahwa siswa harus diajari tentang
bagaimana cara memahami berbagai jenis pengetahuan, konstruksi pengetahuan
serta interpretasi yang berbeda-beda walaupun terkadang interpretasi
pengetahuan tersebut berlawanan dengan pikiran siswa itu sendiri. Banks
mengindentifikasikan tiga kelompok yang berbeda dalam hal keberadaan kelompok-kelompok
budaya di Amerika Serikat. Yang pertama yaitu tradisionalis barat. Kelompok ini
beranggapan bahwa mereka berada dalam keadaan terancam dan berbahaya karena
mengenyampingkan kelompok fiminis, minoritas dan reformasi multicultural yang
lain. Tapi kelompok ini masih sedikit memberikan perhatian terhadap pengajaran
keanekaragaman atau multikultur.
Kelompok kedua yaitu kelompok yang menolak kebudayaan
barat secara berlebih-lebihan yaitu kelompok Afrosentris. Kelompok ini
menganggap bahwa sejarah dan budaya orang Afrika lah yang menjadi pusat dari
kurikulum agar siswa dapat mempelajari peranan bangsa Afrika dalam perkembangan
budaya barat dan untuk memotivasi siswa Afrika Amerika dalam belajar. Adapun
kelompok ketiga yaitu kelompok Multikulturalis yang lebih mempercayai
pendidikan seharusnya direformasi untuk lebih memberiperhatian pada pengalaman
orang kulit berwarna dan wanita. Kelompok ini sekarang sedang dalam proses
perkembangan dan memperjuangkan posisinya dominasi di tengah kelompok yang
mapan.
c. Bill Martin
Bill Martin dalam tulisannya
yang berjudul Multikulturalisme:
Consumerist or Transformational? bahwa
keseluruhan isu tentang multikulturalisme memunculkan pertanyaan tentang
“perbedaan” yang Nampak sudah dilakukan berbagai teori filsafat atau teori
sosial. Martin dalam pendapatnya meyebut afrosentris dan tradisional barat itu
sebagai “Consumerist
Multiculturalism”. Yang mana pendapatnya
tersebut menentang afrosentris dan tradisional barat. Martin mengusulkan suatu
hal yang baru yaitu multikulturalisme bukanlah konsumeris melainkan berupa
transformational yang memerlukan kerangka kerja. Martin mngatakan bahwa disamping
isu tentang kelas sosial ras, etnis, dan pandangan lain yang berbeda sehingga
diperlukan komunikasi tentang berbagai segi pandangan yang berbeda pula.
Masyarakat harus memiliki visi kolektif yang bertipe baru dari berubahan sosial
menuju kea rah multikulturalisme yaitu sebuah visi yang muncul lewat
transformasi.
d.
Martin J. Beck Matustik
Menurut Martin
J. Beck Matustik, perdebatan tentang masyarakat multikultural yang terjadi di
masyarakat Barat selalu berkaitan dengan norma atau tatanan masyarakat. Ia
mengatakan bahwa semua segi dalam setiap pembicaraan budaya saat ini selalu
mengarah pada pemikiran kembali norma barat atau The Western Canon yang mengakui bahwa dunia multikultural adalah
dunia yang benar-benar ada dan nyata. Selain itu, Matustik juga beranggapan
bahwa teori multikulturalisme meliputi berbagai hal yang mengarah kepada liberalisasi
pendidikan dan politik Plato. Matustik yakin bahwa masyarakat harus menciptakan
pencerahan multikultural yang baru yaitu multikulturalisme lokal yang semuanya
saling berkaitan atau berhubungan secara global sebagai lawan dari monokultur
nasional.
e.
Judith M. Green
Menurut Green,
keunikan multikulturalisme tidak hanya dimiliki oleh Amerika, melainkan juga
negara-negara lain yang mana negara tersebutpun harus mengakomodasikan berbagai
kelompok kecil dari berbagai budaya yang berbeda-beda. Amerika dalam pandangan
Green merupakan negara yang melakukan perubahan besar dalam transformasi berkat
pendidikan, hal tersebut dikarenakan Amerika menganggap bahwa cara untuk
melakukan perubahan yang efektif adalah melalui pendidikan tidak terkecuali pendidikan
multikulturalnya. Amerika yang sejak keberadaannya telah memiliki masyarakat
yang mempunyai kebudayaan yang beragam
yang dimana berbagai budaya telah bersatu melalui perjuangan, interaksi serta
kerja sama.
B.
Pendekatan Pendidikan Multikultural
Dengan
adanya teori-teori yang diperkenalkan oleh beberapa ahli tersebut, maka
diperlukan adanya sebuah pendekatan tentang pendidikan multikultural. Beberapa
pendidikan tersebut berupa:
1. Pendekatan Historis
Pendekatan
ini mengandaikan bahwa materi yang diajarkan kepada pembelajar dengan menengok
kembali ke belakang. Maksudnya agar pebelajar dan pembelajar mempunyai kerangka
berpikir yang komplit sampai ke belakang untuk kemudian mereflesikan untuk masa
sekarang atau mendatang. Dengan demikian materi yang diajarkan bisa ditinjau
secara kritis dan dinamis.
2.
Pendekatan
Sosiologis
Pendekatan
ini mengandaikan terjadinya proses kontekstualisasi atas apa yang pernah
terjadi di masa sebelumnya atau datangnya di masa lampau. Dengan
pendekatan ini materi yang diajarkan bisa menjadi aktual, bukan karena
dibuat-buat tetapi karena senantiasa sesuai dengan perkembangan zaman yang
terjadi, dan tidak bersifat indoktrinisasi karena kerangka berpikir yang
dibangun adalah kerangka berpikir kekinian. Pendekatan ini bisa digabungkan
dengan metode kedua, yakni metode pengayaan.
3.
Pendekatan
Kultural
Pendekatan
ini menitikberatkan kepada otentisitas dan tradisi yang berkembang. Dengan
pendekatan ini pembelajar bisa melihat mana tradisi yang otentik dan mana yang
tidak. Secara otolatis pebelajar juga bisa mengetahui mana tradisi arab dan
mana tradisi yang datang dari islam.
4.
Pendekatan
Psikologis
Pedekatan
ini berusaha memperhatikan situasi psikologis perseorangan secara tersendiri
dan mandiri. Artinya masing-masing pembelajar harus dilihat sebagai manusia
mandiri dan unik dengan karakter dan kemampuan yang dimilikinya. Pendekatan ini
menuntut seorang pebelajar harus cerdas dan pandai melihat kecenderungan
pembelajar sehingga ia bisa mengetahui metode-metode mana saja yang cocok untuk
pembelajar.
5. Pendekatan Estetik
Pendekatan
estetik pada dasarnya mengajarkan pembelajar untuk berlaku sopan dan santun,
damai, ramah, dan mencintai keindahan. Sebab segala materi kalau hanya didekati
secara doktrinal dan menekan adanya otoritas-otoritas kebenaran maka pembelajar
akan cenderung bersikap kasar. Sehingga mereka memerlukan pendekatan ini untuk
mengapresiasikan segala gejala yang terjadi di masyarakat dengan melihatnya
sebagai bagian dari dinamika kehidupan yang bernilai seni dan estetis.
6. Pendekatan Berprespektif Gender
Pendekatan ini mecoba memberikan penyadaran kepada
pembelajar untuk tidak membedakan jenis kelamin karena sebenarnya jenis kelamin
bukanlah hal yang menghalangi seseorang untuk mencapai kesuksesan. Dengan
pendekatan ini, segala bentuk konstruksi sosial yang ada di sekolah yang
menyatakan bahwa perempuan berada di bawah laki-laki bisa dihilangkan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan multikultural merupakan pendidikan yang
membahas mengenai perbedaan budaya dan etnis secara mengglobal sehingga
pembelajarannya cukup rumit karena tidak membahas hanya etnis dan budaya saja,
tetapi juga membahas emic. Dalam mengkaji sebuah
pendidikan multi kultur ini melahirkan beberapa terori yang di kemukakan oleh
para ahli, seperti pemikiran Horrace Kallen, Jams A. Banks dan lainya yang
merupakan mengembangkan dari pendidikan multikultur itu sendiri. Penerapan
pedidikan juga memerlukan beberapa pendekatan sebagai pengembangan pengetahuan
tentang pendidikan multi kultur, diantaranya adalah pendekatan Historis, Pendekatan Sosiologis, Pendekatan Kultural, Pendekatan Psikologis, dan Pendekatan Estetik
DAFTAR PUSTAKA
1. Aditia. Blogapot. 2013. Teori
pendidikan multi kultur beserta model pendekatan yang di gunakan.
2. Abdul Latif, Juraid,
Pendidikan Multi Kultur.