Tugas Individu:
GEOGRAFI SEJARAH

DISUSUN OLEH:
SYAHRUL MUBARAK
A 311 14 044
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2016
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat
dan rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas
makalah yang berjudul “Geografi Sejarah” ini dengan baik dan
sesuai petunjuk.
Penulis menyadari bahwa makalah
ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang
sifatnya membangun pada intinya untuk memperbaiki kekurangan agar dimasa
mendatang bisa menjadi lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah
membimbing penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan
makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima
kasih.
Palu, Maret 2016
Penyusun
Syahrul Mubarak
A 311 14 044
DAFTAR
ISI
KATA PENGANTAR
………………………………………………………........... i
DAFTAR ISI
………………………………………………………………............... ii
BAB I: PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ……………………………………………………..................... 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………........................ 1
C. Tujuan
Penulisan ……………………………………………….........…............. 1
BAB II: PEMBAHASAN
A. Pengertian Geografi Sejarah ...................................................….................... 2
B. Konsep Geografi Sejarah ............................................................................ 2
C. Hubungan Antara Geografi dan Sejarah .................................................... 3
D. Kedudukan Ilmu Geografi dalam Sejarah .................................................... 4
E. Keduduakn Ilmu Sejarah dalam Geografi .................................................... 5
F. Hubungan Sejarah dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya ....................................... 5
BAB III: PENUTUP
v Kesimpulan
…………………………………………………......………............. 10
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 11
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
B.
Rumusan
Masalah
1. Bagaimana
pengertian dan konsep dari geografi sejarah?
2. Bagaimana
hubungan antara geografi dan sejarah?
3. Bagaimana
kedudukan ilmu geografi dalam ilmu sejarah maupun sebaliknya?
4.
Bagaimana hubungan antara ilmu sejarah
dan ilmu-ilmu sosial lainnya?
C.
Tujaun
1. Untuk
mengetahui pengertian dan konsep dari geografi sejarah.
2. Untuk
mengetahui hubungan antara geogrfi dan sejarah.
3. Untuk
mengetahui kedudukan ilmu geografi dalam ilmu sejarah maupun sebaliknya.
4. Untuk
mengetahui hubungan antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.
BAB
II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Geografi Sejarah
Geografi
sejarah merupakan cabang ilmu geografi yang mencari peenjelasan tentang
bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti
sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang
ini banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya.
Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi,
dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan yang
sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan
bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu
juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan
kebudayaan alam. Pembahasan geografi sejarah juga mencari bagaimana kebudayaan
manusia itu muncul dan berkembang dengan pemahaman hubungan manusia dengan
lingkungan.
B.
Konsep
Geografi Sejarah
Adapun konsep dari
geografi sejarah yaitu:
1.
Konsep
Lokasi
Merupakan konsep utama untuk mengetahui fenomena-fenomena alam baik yang
bersifat fisik maupun non fisik dengan menggunakan berbagai pendekatan. konsep
lokasi terbagi atas lokasi absolut merupakan lokasi dan wujud yang bersifat
tetap dan lokasi relative merupakan lokasi yang tergantung pada pengaruh daerah
sekitar dan sifatnya tidak tetap.
2.
Konsep
Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, jarak memiliki arti yang
sangatpenting. Dan dalam geografi dapat diukur dengan dua cara yaitu
a.
Arkgeometri adalah sistem yang dapat diukur dengan
satuan kilometer, meter, dan mil.
b. Jarak Waktu
: adalah jarak yang diukur dengan satuan waktu
3.
Konsep
Keterjangkauan
Merupakan
konsep yang melihat atau mengacu pada sulit atau mudahnya suatu daerah untuk
dapat dijangkau atau dicapai yang kembali hal ini tergantung pada jarak,
situasi, dan lokasi.
4.
Konsep
pola merupakan susunan
atau tatanan alam yang beraturan.
5.
Konsep
geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi.
6.
Konsep
agromerelasi meruapak penggolongan dari suatu gejala yang berdasarkan aktivitas
manusia.
7.
Konsep
nilai guna merupakan suatu konsep yang sangat relative.
8.
Konsep
interaksi dan indenpedensi merupakan konsep yang mempelajari bahwa suatu gejala
saling mempengaruhi antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
9.
Konsep
deferensiasi merupakan konsep yang melihat fenomena yang berbeda antara suatu
daerah dengan daerah yang lain.
10. Konsep keterkaitanruangan merupakan konsep keterkaitan antara
suatu fenomena dengan fenomena lain yang merupakan suatu keterkaitan ruangan.
C. Hubungan Antara Geografi dan Sejarah
Geografi mewujudkan
jembatan ilmu antara ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu sosial. Geografi yang
bertugas menjelaskan bagaimana lingkungan alam berpengaruh atas lingkungan
manusia termasuk ilmu-ilmu sosial. Bahwa pengetahuan lahir seperti
sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi juga memperhatikan dan
memperhitungkan lingkungan alam, ini tidaklah berarti bahwa geografi
tidak diperlukan. Studi geografis yang sistematis memerlukan pengertian
terhadap metode geografi dan gejala geografi, karena geografi adalah cara
memandang hal-hal secara khusus. Kajian geografi dapat menjadi latar bagi
sejarah dalam memahami kehidupan manusia dimasa lampau. Dengan demikian dapat
dipahami bahwa ada hubungan yang demikian erat antara geografi dengan sejarah.
Geografi menelaah bumi dalam
hubunganya dengan manusia. Arti geografi yang sebenarnya adalah uraian (grafein
artinya menguraikan atau melukiskan) tentang bumi (geos) dengen segenap
isinya,yakni manusia yang kemudian ditambah lagi dengan dunia hewan dan dunia
tetumbuhan. Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara
bumi dan manusia. Bumi dan manusia disitu dapat ditafsirkan sebagai alam dan
manusia, atau lingkungan alam dan penduduk. Manusia disitu bukanlah manusia
sebagai individu melainkan sebagai kelompok, karena adaptasinya terhadap
ligkungan alamnya dilaksanakan secara kolektif. Misalnya sebagai penghuni desa,
penduduk wilayah, sebagai bangsa. Definisi diatas memperlihatkan adanya
kemiripan dengan ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari interelasi atau interaksi
organisme dengan lingkunganya.
Hartshorne
dalam buku The Nature of the Geography mengatakan bahwa geografi itu
sejarah masa sekarang (history is the geography of today). Dengan
pemikiran diatas dapat dimengerti adanya usaha para sejarawan dan geograf untuk
melihat sejarah dengan latar belakang geografi. Maka lahirlah apa yang disebut historical
geography yakni geografi kesejarahan, nama lainya adalah geography is
the past. Dalam geografi kesejarahan itu wilayah dipandang sebagai panggung
dimana para penghuninya memainkan lakon mereka.
D. Kedudukan Ilmu Geografi Dalam Sejarah
Geografi
dapat dipakai dalam membantu penelitian sejarah. Caranya dengan usaha menelaah
kondisi geografis dari wilayah yang bersangkutan di masa lampau. Dengan
menggunakan metode khusus dipelajari dengan seksama “the setting of human
activities” dengan rincian tata kerja: melokalisasikan panggung sejarah
tersebut, kemudian mempelajari sejauh mana kondisi lingkungan alam disitu telah
mempengaruhi kegiatan manusia dalam menggerakkan jalanya sejarah. Dengan
demikian geografi memegang peranan penting dalam sejarah, karena sangat
mempengaruhi jalanya sejarah. Hal ini terkait dengan unsur sejarah yang
berupa spasial atau tempat suatu peristiwa sejaraj terjadi. Ilmu sejarah
sebagai suatu telaah manusia harus memperhitungkan unsur ruang selain waktu.
Dengan mendalami pengetahuan geografi, sejarawan dapat mendalami latar belakang
geografis dari sejarah. Menurut William L Thomas studi geografis atau
penelaahan suatu wilayah mengutamakan mengapa suatu hal ada disitu, bukan
sekedar dimana, dan bagaimana sampainya itu ke situ. Relasi antara geografi dan
sejarah paling banyak digeluti oleh sarjana di Prancis. Disana studi regional
selalu diartikan sebagai penelaahan terhadap tempat dan penghuninya. Adapun
faktor-faktor geografis yang terpenting ada tiga yakni: posisi, iklim, dan
morfologi bumi. Tiga hal itu tidaklah menentukan manusia manjadi “agent of
change”. Suatu bentang alam (landscape) sebagaimana adanya sekarang,
telah mengalami pengubahan terus menerus oleh kegiatan manusia di sepanjang
masa.
Dengan menelaah
suatu wilayah geografis dapat diketahui seluk beluk cara manusia dari abad ke
abad telah memanfaatkan berbagi kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan
geografis kepadanya. Lain daerah akan lain pula pernyataan budaya materiilnya.
Demikian pula budaya rohaninya. Perbedaan itulah yang dapat disebut sebagai
dokumen sejarah (adanya perubahan/ perkembangan). Suatu wilayah jadinya dapat
bersaksi tentang timbul dan tenggelamnya suatu peradaban suatu masyarakat.
Sejarawan sehubungan dengan itu diharapkan benar-benar mengerti peranan iklim
serta sumber daya alam setempat didalam ia menlaah sejarah wilayah yang
bersangkutan, atau didalam ia membatasi kegiatan manusianya.
E.
Kedudukan
Ilmu Sejarah dalam Geografi
Setiap peristiwa
sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial (waktu dan ruang),
kedua-duanya merupakan faktor yang membatasi gejala sejarah tertentu sebagai
unit (kesatuan), apakah itu perang, riwayat hidup, kerajaan dan sebagainya.
Pertanyaan tentang dimana sesuatu terjadi sudah barang tentu menunjukkan kepada
dimensi geografis, yaitu apabila yang dikaji adalah proses sejarah nasional.
Mengenai kedekatan ilmu geografi dan sejarah tersebut, ibarat sekutu lama sejak zaman geografiwan dan sejarahwan Yunani Kuno Herodotus. Menurutnya, sejarah dan geografi sudah demikian terkait, ibarat terkaitnya pelaku, waktu dan ruang secara terpadu sehingga dapat dikatakan secara kiasan bahwa suatu daerah atau tempat mempunyai karakteristik atau ciri khas karena bekas-bekas peristiwa sejarah yang terjadi di tempat tersebut.
Mengenai kedekatan ilmu geografi dan sejarah tersebut, ibarat sekutu lama sejak zaman geografiwan dan sejarahwan Yunani Kuno Herodotus. Menurutnya, sejarah dan geografi sudah demikian terkait, ibarat terkaitnya pelaku, waktu dan ruang secara terpadu sehingga dapat dikatakan secara kiasan bahwa suatu daerah atau tempat mempunyai karakteristik atau ciri khas karena bekas-bekas peristiwa sejarah yang terjadi di tempat tersebut.
Proses sejarah
mengintregasikan daerah-daerah tertentu sebagai unit kultural atau politik.
Pada hakikatnya peta politik menunjukkan bahwa negara-negara nasion adalah unit
wilayah yang terbentuk oleh proses sejarah, mungkin dalam jangka pendek atau
jangka panjang yang merupakan produk historis. Peta geografi kultural
mewujudkan mozaik daerah-daerah yang sama kebudayaannya tetapi terpisah satu
dari yang lain. Apabila dalam kerangka negara nasional tanah air dan bangsa
merupakan identitas negara dan rakyatnya, hal itu disebabkan karena tanah air
sebagai wilayah negara yang terjadi dalam perkembangan sejarah rakyat tersebut,
dengan kata lain, bagaimana proses intregasi sepanjang nasa telah berhasil
menyatukan sebagai bangsa. Dalam hubungan ini menjadi jelas bahwa proses
sejarahlah yang membentuk nation.
F.
Hubungan
Sejarah Dengan Ilmu-Ilmu Sosial
Sejarah dan ilmu sosial
memiliki hubungan yang timbal balik. Karena pada dasarnya sejarah adalah bagian
dari ilmu sosial. Sejarah dan ilmu sosial mempunyai ikatan yang tidak
terpisahkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas sejarah pada dasarnya ialah
ilmu diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang.
Sedangkan ilmu sosial adalah ilmu yang sinkronik, yaitu menyempit dalam waktu
dan melebar dalam ruang. Sehinggga ketika sejarah dan ilmu sosial bersentuhan,
maka sejarah kan menjadi ilmu yang diakronis sekaligus sinkronis, yaitu melebar
dalam waktu, melebar pula dalam ruang. Dengan demikian, sejarah dapat menjadi
ilmu yang mampu menyangkup segalanya.
Oleh
karena itu seorang sejarawan harus bisa berpikir ganda, baik diakronis maupun
sinkronis. Dalam sejarah historiografi di Amerika, ada The New History (1912)
yang menganjurkan kooperasi antara lain ilmu sejarah dan ilmu sosial. Demikian
pula aliran Annales (1929) di Perancis yang berbuat sama. Di Indonesia
penganjur pertama kooperasi antara ilmu sejarah dan ilmu sosial adalah Sartono
Kartodirjo. Kuliah-kuliahnya di UGM sejak 1967, buku yang ditulis di bawah
pimpinannya, Sejarah Nasional ( 6 jilid pada 1970), dan buku-bukunya sendiri
Peasant’s Revolt Of Banten in 1888 (1966) dan Protest Movement in Rural Java
(1973) menunjukkan kedekatan sejarah dan ilmu sosial. Dan juga ada beberapa
penulis yang menulis yang menulis tentang keterkaitan antara sejarah dengan
ilmu sosial di antaranya oleh M.N. Srinivas Social Change In Modern Cina.
Meskipun buku ini sebenarnya adalah buku antropologi, tetapi topiknya ialah
sejarah mentalitas. Di bawah ini adalah hubungan antara sejarah dengan beberapa
ilmu- ilmu sosial :
a. Hubungan
Sejarah dengan Sosiologi
Gejala sosial
sangatlah wajar dan relevan untuk dipelajari dengan pendekatan sosiologis.
Misalnya saja perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan tema yang cukup luas
cakupannya. Perubahan sosial secara intern juga mencakup transformasi struktur
pada sistem produksi, sistem sosial, dan politik. Analitis histories yang
memakai perspektif struktural hanya bisa dijelaskan dengan pertolongan ilmu
sosial pada umumnya dan sosiologi pada khususnya. Selain itu sejarah analitis
dan sejarah struktural hanya dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan
sosiologis pada khususnya dan ilmu sosial pada umumnya. Dengan perkembangan
jenis-jenis sejarah tersebut terbuka kesempatan luas munculnya sejarah-sejarah
baru. Antara lain, sejarah politik gaya baru, sejarah sosial, sejarah
sosiologi, sosiologi sejarah, sejarah agraris. Sejarah sosiologi menunjuk pada
sejarah yang disusun dengan pendekatan sosiologi, yang dilakukan oleh seorang
sejarawan, sedangkan sosiologi sejarah adalah studi sosiologi mengenai suatu
kejadian atau gejala di masa lampau, yang dilakukan oleh sosiolog. Hasil dari
keduanya mungkin tidak banyak berbeda. Dalam perkembangannya sampai sekarang
rupanya lebih banyak karya sosiologi sejarah. Penggarapan sejarah oleh seorang
sosiolog didasarkan atas bahan-bahan sejarah yang diperoleh oleh sejarawan.
Sosiolog tidak dapat melakukan kritik sumber. Pendekatan sosiologi dapat saja
dilakukan oleh sejarawan yang telah menguasai konsep dan teori tantang
sosiologi. Pada sejarawan masih ada kewajiban melakukan kritik sumber yang
pengkajiannya menuntut hal itu.
b. Hubungan
Sejarah dengan Antropologi
Hubungan antara sejarah
dan antropologi dilihat karena keduanya mempunyai persamaan yang menempatkan
manusia sebagai subyek dan obyek dalam kajiannya. Di samping terdapat
perbedaan, keduanya juga memiliki persamaan,bila sejarah membatasi pada
penggambaran suatu peristiwa sebagai proses di masa lampau dalam bentuk cerita
enmalig (sekali terjadi), hal ini tidak termasuk bidang kajian antrpologi,
namun jika suatu penggambaran sejarah menampilkan masyarakat di masa lampau
dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, religi, dan
keseniannya. Maka gambaran tersebut mencakup unsur-unsur kebudayaan masyarakat,
dalam hal ini ada persamaan bahkan tumpang tindih antara sejarah dan
antropologi.
Dalam studi antropologi
diperlukan pula penjelasan tentang struktur sosial berupa lembaga-lembaga,
pranata, dan sistem-sistem, yang semuanya itu akan dapat dijelaskan lebih rinci
apabila diungkapkan bahwa struktur itu adalah hasil dari suatu perkembangan di
masa lampau. Karena antropologi juga mempelajari obyek yang sama, yaitu tiga
jenis fakta yang terdiri atas artifact, sociofact, dan mentifact, di mana semua
itu adalah produk historis dan hanya dapat dijelaskan dengan melacak sejarah
perkembangannnya. Fakta adalah petunjuk suatu kejadian. Sebagai suatu konstruk
maka fakta adalah hasil strukturasi oleh seorang obyek. Begitu pun artifact
sebagai benda fisik adalah konkret dan merupakan hasil buatan. Artifact
menunjukkan kepada proses pembuatan yangtelah terjadi di masa lampau. Sebagai
analoginya, sociofact yang menunjuk kapada kejadian sosial (interaksi antara
aktor dan proses aktivitas kolektif) yang telah mengkristalisasi sebagai
pranata, lembaga, organisasi, dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa untuk
memahami struktur dan karakteristik sociofact
perlu dilacak asal usulnya., proses pertumbuhannya, sampai wujud sekarang.
Pendeknya, segala sesuatu dan keadaan yang kita hadapi dewasa ini tidak lain
adalah hasil dari perkembangan masa lampau jadi produk sejarahnya.
c. Hubungan
Sejarah dengan Psikologi
Dalam cerita sejarah,
pelaku sejarah senantiasa mendapat sorotan yang tajam, baik sebagai individu
maupun kelompok. Sebagai individu, tidak lepas dari peranan faktor-faktor
internal yang bersifat psikologis, seperti motivasi, minat, konsep diri dan
sebagainya yang selalu berinteraksi dengan faktor-fakor eksternal yang bersifat
sosiologis, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sosial budaya, dan
sebagainya. Begitu pula dalam pelaku yang bersifat kelompok menunjuk sifat
kolektif, yaitu gejala yang menjadi obyek khusus psikologi sosial. Dalam
peristiwa sejarah, perilaku kolektif sangat mencolok, antara lain sewaktu ada
huru hara, gerakan sosial, protes yang revolusioner, semuanya menuntut
penjelasan berdasarkan psikologi dari motivasi, sikap, dan tindakan kolektif. Dalan
hal tersebut psikologi berperan untuk mengungkap beberapa faktor tersembunyi
sebagai bagian proses mental.
d. Hubungan
Sejarah dengan Ilmu Politik
Sejarah adalah identik
dengan politik, sejauh keduanya menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan
para pelaku dalam interaksinya serta peranannya dalam usahanya memperoleh apa,
siapa, kapan, dan bagaimana. Sampai sekarang pun sejarah politik masih
menonjol, walaupun tidak terlalu dominan seperti masa lampau. Pengaruh politik
dan ilmu-ilmu sosial sangat besar dalam penulisan sejarah politik atau disebut
sejarah politik gaya baru. Apabila politik didefinisikan sebagai distribusi
kekuasaan maka sudah jelas faktor sosial, ekonomi, dan kultural, dapat menjadi
pengaruh. Barang siapa yang mempunyai status atau menduduki posisi tinggi maka
ia dapat mempunyai kesempatan untuk memperoleh kekuasaan. Dia lebih mudah
mengambil peranan sebagai pemimpin. Berdasarkan relasinya, ada sumber daya
ekonomi untuk melakukan peranan politiknya, artinya menyebarkan pengaruhnya.
Kalau dapat dibenarkan status sering membawa kekayaan, namun tidak selalu benar
kekayaan dapat membawa status dan kekuasaan.
Dalam distribusi
kekuasaan, faktor kultural juga merupakan penentu, sebab jenis otoritas dan
struktur kekuasaan sangat dipengaruhi oleh orientasi nilai-nilai pandangan
hidup para pelaku. Kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak alat
analitis untuk menguraikan berbagai unsur politik, aspek politik, kelakuan
pelaku, nilai-nilai yang melembaga sebagai sistem politik dan lain sebagainya.
e. Hubungan
Sejarah dengan Ilmu Ekonomi.
Mulai
abad 20 sejarah ekonomi dalam berbagai aspeknya semakin menonjol, apalagi setelah
proses modermisasi, dimana hampir setiap bangsa di dunia lebih memfokuskan pada
pembangunan ekonomi. Terutama proses industrualisasi beserta transformasi
sosialnya menuntut kajian ekonomi dari sistem agraris menuju ke sistem
industrial. Terbentuknya jaringan transportasi, perdagangan, jaringan daerah
industri dan bahan mentah menyebabkan munculnya sistem ekonomi global. Sistem
ini mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam, tidak hanya di bidang ekonomi
melainkan juga bidang politik. Hal ini dicerminkan oleh pertumbuhan
kapitalisme. Dengan adanya ekspansi politik yang mendukungnya maka timbulah the scramble for coconies, perebutan
jajahan atau imperialisme.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Geografi
sejarah merupakan cabang ilmu geografi yang mencari peenjelasan tentang
bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti
sekarang. Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik,
fiksi, dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan
yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan
bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu
juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan
kebudayaan alam. Hubungan antara sejarah dan geografi terhadap ilmu-ilmu sosial
lainnya yaitu dapat dilihat dari bagaimana ilmu-ilmu tersebut dapat berupa ilmu
bantu bagi setiap ilmu lainnya sehingga ilmu-ilmu sosial lainnya dapat membatu
sejarah ataupun geografi dalam proses penelitiannya.
DAFTAR PUSTAKA
Budianto. 2014. Pengertian Geografi Sejarah. www.pengertianilmu.com. Diakses pada
Jum’at, 4 Maret 2016.
Dharmawan Hendri.
2012. Hubungan Geografi dengan Ilmu
Sejarah. www.sejarawanislam.blogspot.com.
Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Mardianta Faizal.
2014. Pengantar Ilmu Sejarah. www.academia.edu. Diakses pada Jum’at, 4
Maret 2016.
Mbura Andhy.
2012. Pengertian Geografi Sejarah dan
Konsep-Konsepnya. www.adhymb.blogspot.co.id.
Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Wafiyatuh. 2013. Hubungan Antara Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial.
www.phiyoul.wordpress.com.
Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar