Jumat, 23 September 2016

Makalah Geografi Sejarah



Tugas Individu:
GEOGRAFI SEJARAH



DISUSUN OLEH:
SYAHRUL MUBARAK
A 311 14 044



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
             2016
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul Geografi Sejarah ini dengan baik dan sesuai petunjuk.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu penulis sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun pada intinya untuk memperbaiki kekurangan agar dimasa mendatang bisa menjadi lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.


   Palu,   Maret 2016
                                                                                                           Penyusun

                                                                                                                                                                                                                                                                 Syahrul Mubarak
                                                                                                       A 311 14 044








DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………...........         i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...............         ii
BAB I: PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang …………………………………………………….....................        1
B.  Rumusan Masalah ………………………………………………........................        1
C.  Tujuan Penulisan ………………………………………………......................        1
BAB II: PEMBAHASAN
A.  Pengertian Geografi Sejarah      ...................................................…....................         2
B.  Konsep Geografi Sejarah          ............................................................................        2
C.  Hubungan Antara Geografi dan Sejarah           ....................................................        3
D.  Kedudukan Ilmu Geografi dalam Sejarah        ....................................................        4
E.   Keduduakn Ilmu Sejarah dalam Geografi        ....................................................        5
F.   Hubungan Sejarah dengan Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya   .......................................         5
BAB III: PENUTUP
v Kesimpulan …………………………………………………......……….............        10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................        11




BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana pengertian dan konsep dari geografi sejarah?
2.    Bagaimana hubungan antara geografi dan sejarah?
3.    Bagaimana kedudukan ilmu geografi dalam ilmu sejarah maupun sebaliknya?
4.    Bagaimana hubungan antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya?
C.    Tujaun
1.   Untuk mengetahui pengertian dan konsep dari geografi sejarah.
2.   Untuk mengetahui hubungan antara geogrfi dan sejarah.
3.   Untuk mengetahui kedudukan ilmu geografi dalam ilmu sejarah maupun sebaliknya.
4.   Untuk mengetahui hubungan antara ilmu sejarah dan ilmu-ilmu sosial lainnya.














BAB II
PEMBAHASAN
A.    Pengertian Geografi Sejarah
Geografi sejarah merupakan cabang ilmu geografi yang mencari peenjelasan tentang bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Studi tentang muka bumi merupakan satu dari banyak kunci atas bidang ini banyak disimpulkan tentang pengaruh masyarakat dahulu pada lingkungan dan sekitarnya. Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi, dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan kebudayaan alam. Pembahasan geografi sejarah juga mencari bagaimana kebudayaan manusia itu muncul dan berkembang dengan pemahaman hubungan manusia dengan lingkungan.
B.     Konsep Geografi Sejarah
Adapun konsep dari geografi sejarah yaitu:
1.    Konsep Lokasi
Merupakan konsep utama untuk mengetahui fenomena-fenomena alam baik yang bersifat fisik maupun non fisik dengan menggunakan berbagai pendekatan. konsep lokasi terbagi atas lokasi absolut merupakan lokasi dan wujud yang bersifat tetap dan lokasi relative merupakan lokasi yang tergantung pada pengaruh daerah sekitar dan sifatnya tidak tetap.
2.    Konsep Jarak
Dalam kehidupan sosial ekonomi masyarakat, jarak memiliki arti yang sangatpenting. Dan dalam geografi dapat diukur dengan dua cara yaitu
a.    Arkgeometri adalah sistem yang dapat diukur dengan satuan kilometer, meter, dan mil.
b.    Jarak Waktu : adalah jarak yang diukur dengan satuan waktu
3.    Konsep Keterjangkauan
Merupakan konsep yang melihat atau mengacu pada sulit atau mudahnya suatu daerah untuk dapat dijangkau atau dicapai yang kembali hal ini tergantung pada jarak, situasi, dan lokasi.
4.    Konsep pola merupakan susunan atau tatanan alam yang beraturan.
5.    Konsep geomorfologi merupakan ilmu yang mempelajari bentuk muka bumi.
6.    Konsep agromerelasi meruapak penggolongan dari suatu gejala yang berdasarkan aktivitas manusia.
7.    Konsep nilai guna merupakan suatu konsep yang sangat relative.
8.    Konsep interaksi dan indenpedensi merupakan konsep yang mempelajari bahwa suatu gejala saling mempengaruhi antara gejala yang satu dengan gejala yang lain.
9.    Konsep deferensiasi merupakan konsep yang melihat fenomena yang  berbeda antara suatu daerah dengan daerah yang lain.
10.    Konsep keterkaitanruangan merupakan konsep keterkaitan antara suatu fenomena dengan fenomena lain yang merupakan suatu keterkaitan ruangan.
C.    Hubungan Antara Geografi dan Sejarah
Geografi mewujudkan jembatan ilmu antara ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu sosial. Geografi yang bertugas menjelaskan bagaimana lingkungan alam berpengaruh atas lingkungan manusia termasuk ilmu-ilmu sosial. Bahwa  pengetahuan lahir seperti sejarah, ekonomi, sosiologi dan antropologi juga memperhatikan dan memperhitungkan lingkungan alam, ini tidaklah berarti  bahwa geografi tidak diperlukan. Studi geografis yang sistematis memerlukan  pengertian terhadap metode geografi dan gejala geografi, karena geografi adalah cara memandang hal-hal secara khusus. Kajian geografi dapat menjadi latar bagi sejarah dalam memahami kehidupan manusia dimasa lampau. Dengan demikian dapat dipahami bahwa ada hubungan yang demikian erat antara geografi dengan sejarah.
Geografi menelaah bumi dalam hubunganya dengan manusia. Arti geografi yang sebenarnya adalah uraian (grafein artinya menguraikan atau melukiskan) tentang bumi (geos) dengen segenap isinya,yakni manusia yang kemudian ditambah lagi dengan dunia hewan dan dunia tetumbuhan. Geografi adalah ilmu yang mempelajari hubungan timbal balik antara bumi dan manusia. Bumi dan manusia disitu dapat ditafsirkan sebagai alam dan manusia, atau lingkungan alam dan penduduk. Manusia disitu bukanlah manusia sebagai individu melainkan sebagai kelompok, karena adaptasinya terhadap ligkungan alamnya dilaksanakan secara kolektif. Misalnya sebagai penghuni desa, penduduk wilayah, sebagai bangsa. Definisi diatas memperlihatkan adanya kemiripan dengan ekologi, yaitu ilmu yang mempelajari interelasi atau interaksi organisme dengan lingkunganya.
Hartshorne dalam buku The Nature of the Geography mengatakan bahwa geografi itu sejarah masa sekarang (history is the geography of today). Dengan pemikiran diatas dapat dimengerti adanya usaha para sejarawan dan geograf untuk melihat sejarah dengan latar belakang geografi. Maka lahirlah apa yang disebut historical geography yakni geografi kesejarahan, nama lainya adalah geography is the past. Dalam geografi kesejarahan itu wilayah dipandang sebagai panggung dimana para penghuninya memainkan lakon mereka.
D.    Kedudukan Ilmu Geografi Dalam Sejarah
Geografi dapat dipakai dalam membantu penelitian sejarah. Caranya dengan usaha menelaah kondisi geografis dari wilayah yang bersangkutan di masa lampau. Dengan menggunakan metode khusus dipelajari dengan seksama “the setting of human activities” dengan rincian tata kerja: melokalisasikan panggung sejarah tersebut, kemudian mempelajari sejauh mana kondisi lingkungan alam disitu telah mempengaruhi kegiatan manusia dalam menggerakkan jalanya sejarah. Dengan demikian geografi memegang peranan penting dalam sejarah, karena sangat mempengaruhi jalanya sejarah. Hal  ini terkait dengan unsur sejarah yang berupa spasial atau tempat suatu peristiwa sejaraj terjadi. Ilmu sejarah sebagai suatu telaah manusia harus memperhitungkan unsur ruang selain waktu. Dengan mendalami pengetahuan geografi, sejarawan dapat mendalami latar belakang geografis dari sejarah. Menurut William L Thomas studi geografis atau penelaahan suatu wilayah mengutamakan mengapa suatu hal ada disitu, bukan sekedar dimana, dan bagaimana sampainya itu ke situ. Relasi antara geografi dan sejarah paling banyak digeluti oleh sarjana di Prancis. Disana studi regional selalu diartikan sebagai penelaahan terhadap tempat dan penghuninya. Adapun faktor-faktor geografis yang terpenting ada tiga yakni: posisi, iklim, dan morfologi bumi. Tiga hal itu tidaklah menentukan manusia manjadi “agent of change”. Suatu bentang alam (landscape) sebagaimana adanya sekarang, telah mengalami pengubahan terus menerus oleh kegiatan manusia di sepanjang masa.
Dengan menelaah suatu wilayah geografis dapat diketahui seluk beluk cara manusia dari abad ke abad telah memanfaatkan berbagi kesempatan yang ditawarkan oleh lingkungan geografis kepadanya. Lain daerah akan lain pula pernyataan budaya materiilnya. Demikian pula budaya rohaninya. Perbedaan itulah yang dapat disebut sebagai dokumen sejarah (adanya perubahan/ perkembangan). Suatu wilayah jadinya dapat bersaksi tentang timbul dan tenggelamnya suatu peradaban suatu masyarakat. Sejarawan sehubungan dengan itu diharapkan benar-benar mengerti peranan iklim serta sumber daya alam setempat didalam ia menlaah sejarah wilayah yang bersangkutan, atau didalam ia membatasi kegiatan manusianya.
E.     Kedudukan Ilmu Sejarah dalam Geografi
Setiap peristiwa sejarah senantiasa memiliki lingkup temporal dan spasial (waktu dan ruang), kedua-duanya merupakan faktor yang membatasi gejala sejarah tertentu sebagai unit (kesatuan), apakah itu perang, riwayat hidup, kerajaan dan sebagainya. Pertanyaan tentang dimana sesuatu terjadi sudah barang tentu menunjukkan kepada dimensi geografis, yaitu apabila yang dikaji adalah proses sejarah nasional.
Mengenai kedekatan ilmu geografi dan sejarah tersebut, ibarat sekutu lama sejak zaman geografiwan dan sejarahwan Yunani Kuno Herodotus. Menurutnya, sejarah dan geografi sudah demikian terkait, ibarat terkaitnya pelaku, waktu dan ruang secara terpadu sehingga dapat dikatakan secara kiasan bahwa suatu daerah atau tempat mempunyai karakteristik atau ciri khas karena bekas-bekas peristiwa sejarah yang terjadi di tempat tersebut.
Proses sejarah mengintregasikan daerah-daerah tertentu sebagai unit kultural atau politik. Pada hakikatnya peta politik menunjukkan bahwa negara-negara nasion adalah unit wilayah yang terbentuk oleh proses sejarah, mungkin dalam jangka pendek atau jangka panjang yang merupakan produk historis. Peta geografi kultural mewujudkan mozaik daerah-daerah yang sama kebudayaannya tetapi terpisah satu dari yang lain. Apabila dalam kerangka negara nasional tanah air dan bangsa merupakan identitas negara dan rakyatnya, hal itu disebabkan karena tanah air sebagai wilayah negara yang terjadi dalam perkembangan sejarah rakyat tersebut, dengan kata lain, bagaimana proses intregasi sepanjang nasa telah berhasil menyatukan sebagai bangsa. Dalam hubungan ini menjadi jelas bahwa proses sejarahlah yang membentuk nation.
F.     Hubungan Sejarah Dengan Ilmu-Ilmu Sosial
Sejarah dan ilmu sosial memiliki hubungan yang timbal balik. Karena pada dasarnya sejarah adalah bagian dari ilmu sosial. Sejarah dan ilmu sosial mempunyai ikatan yang tidak terpisahkan. Seperti yang telah dijelaskan di atas sejarah pada dasarnya ialah ilmu diakronik, yaitu memanjang dalam waktu dan menyempit dalam ruang. Sedangkan ilmu sosial adalah ilmu yang sinkronik, yaitu menyempit dalam waktu dan melebar dalam ruang. Sehinggga ketika sejarah dan ilmu sosial bersentuhan, maka sejarah kan menjadi ilmu yang diakronis sekaligus sinkronis, yaitu melebar dalam waktu, melebar pula dalam ruang. Dengan demikian, sejarah dapat menjadi ilmu yang mampu menyangkup segalanya.
Oleh karena itu seorang sejarawan harus bisa berpikir ganda, baik diakronis maupun sinkronis. Dalam sejarah historiografi di Amerika, ada The New History (1912) yang menganjurkan kooperasi antara lain ilmu sejarah dan ilmu sosial. Demikian pula aliran Annales (1929) di Perancis yang berbuat sama. Di Indonesia penganjur pertama kooperasi antara ilmu sejarah dan ilmu sosial adalah Sartono Kartodirjo. Kuliah-kuliahnya di UGM sejak 1967, buku yang ditulis di bawah pimpinannya, Sejarah Nasional ( 6 jilid pada 1970), dan buku-bukunya sendiri Peasant’s Revolt Of Banten in 1888 (1966) dan Protest Movement in Rural Java (1973) menunjukkan kedekatan sejarah dan ilmu sosial. Dan juga ada beberapa penulis yang menulis yang menulis tentang keterkaitan antara sejarah dengan ilmu sosial di antaranya oleh M.N. Srinivas Social Change In Modern Cina. Meskipun buku ini sebenarnya adalah buku antropologi, tetapi topiknya ialah sejarah mentalitas. Di bawah ini adalah hubungan antara sejarah dengan beberapa ilmu- ilmu sosial :
a.    Hubungan Sejarah dengan Sosiologi
Gejala sosial sangatlah wajar dan relevan untuk dipelajari dengan pendekatan sosiologis. Misalnya saja perubahan sosial. Perubahan sosial merupakan tema yang cukup luas cakupannya. Perubahan sosial secara intern juga mencakup transformasi struktur pada sistem produksi, sistem sosial, dan politik. Analitis histories yang memakai perspektif struktural hanya bisa dijelaskan dengan pertolongan ilmu sosial pada umumnya dan sosiologi pada khususnya. Selain itu sejarah analitis dan sejarah struktural hanya dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan sosiologis pada khususnya dan ilmu sosial pada umumnya. Dengan perkembangan jenis-jenis sejarah tersebut terbuka kesempatan luas munculnya sejarah-sejarah baru. Antara lain, sejarah politik gaya baru, sejarah sosial, sejarah sosiologi, sosiologi sejarah, sejarah agraris. Sejarah sosiologi menunjuk pada sejarah yang disusun dengan pendekatan sosiologi, yang dilakukan oleh seorang sejarawan, sedangkan sosiologi sejarah adalah studi sosiologi mengenai suatu kejadian atau gejala di masa lampau, yang dilakukan oleh sosiolog. Hasil dari keduanya mungkin tidak banyak berbeda. Dalam perkembangannya sampai sekarang rupanya lebih banyak karya sosiologi sejarah. Penggarapan sejarah oleh seorang sosiolog didasarkan atas bahan-bahan sejarah yang diperoleh oleh sejarawan. Sosiolog tidak dapat melakukan kritik sumber. Pendekatan sosiologi dapat saja dilakukan oleh sejarawan yang telah menguasai konsep dan teori tantang sosiologi. Pada sejarawan masih ada kewajiban melakukan kritik sumber yang pengkajiannya menuntut hal itu.
b.    Hubungan Sejarah dengan Antropologi
Hubungan antara sejarah dan antropologi dilihat karena keduanya mempunyai persamaan yang menempatkan manusia sebagai subyek dan obyek dalam kajiannya. Di samping terdapat perbedaan, keduanya juga memiliki persamaan,bila sejarah membatasi pada penggambaran suatu peristiwa sebagai proses di masa lampau dalam bentuk cerita enmalig (sekali terjadi), hal ini tidak termasuk bidang kajian antrpologi, namun jika suatu penggambaran sejarah menampilkan masyarakat di masa lampau dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk ekonomi, politik, religi, dan keseniannya. Maka gambaran tersebut mencakup unsur-unsur kebudayaan masyarakat, dalam hal ini ada persamaan bahkan tumpang tindih antara sejarah dan antropologi.
Dalam studi antropologi diperlukan pula penjelasan tentang struktur sosial berupa lembaga-lembaga, pranata, dan sistem-sistem, yang semuanya itu akan dapat dijelaskan lebih rinci apabila diungkapkan bahwa struktur itu adalah hasil dari suatu perkembangan di masa lampau. Karena antropologi juga mempelajari obyek yang sama, yaitu tiga jenis fakta yang terdiri atas artifact, sociofact, dan mentifact, di mana semua itu adalah produk historis dan hanya dapat dijelaskan dengan melacak sejarah perkembangannnya. Fakta adalah petunjuk suatu kejadian. Sebagai suatu konstruk maka fakta adalah hasil strukturasi oleh seorang obyek. Begitu pun artifact sebagai benda fisik adalah konkret dan merupakan hasil buatan. Artifact menunjukkan kepada proses pembuatan yangtelah terjadi di masa lampau. Sebagai analoginya, sociofact yang menunjuk kapada kejadian sosial (interaksi antara aktor dan proses aktivitas kolektif) yang telah mengkristalisasi sebagai pranata, lembaga, organisasi, dan lain sebagainya. Jelaslah bahwa untuk memahami struktur dan karakteristik sociofact perlu dilacak asal usulnya., proses pertumbuhannya, sampai wujud sekarang. Pendeknya, segala sesuatu dan keadaan yang kita hadapi dewasa ini tidak lain adalah hasil dari perkembangan masa lampau jadi produk sejarahnya.
c.       Hubungan Sejarah dengan Psikologi
Dalam cerita sejarah, pelaku sejarah senantiasa mendapat sorotan yang tajam, baik sebagai individu maupun kelompok. Sebagai individu, tidak lepas dari peranan faktor-faktor internal yang bersifat psikologis, seperti motivasi, minat, konsep diri dan sebagainya yang selalu berinteraksi dengan faktor-fakor eksternal yang bersifat sosiologis, seperti lingkungan keluarga, lingkungan sosial budaya, dan sebagainya. Begitu pula dalam pelaku yang bersifat kelompok menunjuk sifat kolektif, yaitu gejala yang menjadi obyek khusus psikologi sosial. Dalam peristiwa sejarah, perilaku kolektif sangat mencolok, antara lain sewaktu ada huru hara, gerakan sosial, protes yang revolusioner, semuanya menuntut penjelasan berdasarkan psikologi dari motivasi, sikap, dan tindakan kolektif. Dalan hal tersebut psikologi berperan untuk mengungkap beberapa faktor tersembunyi sebagai bagian proses mental.
d.   Hubungan Sejarah dengan Ilmu Politik
Sejarah adalah identik dengan politik, sejauh keduanya menunjukkan proses yang mencakup keterlibatan para pelaku dalam interaksinya serta peranannya dalam usahanya memperoleh apa, siapa, kapan, dan bagaimana. Sampai sekarang pun sejarah politik masih menonjol, walaupun tidak terlalu dominan seperti masa lampau. Pengaruh politik dan ilmu-ilmu sosial sangat besar dalam penulisan sejarah politik atau disebut sejarah politik gaya baru. Apabila politik didefinisikan sebagai distribusi kekuasaan maka sudah jelas faktor sosial, ekonomi, dan kultural, dapat menjadi pengaruh. Barang siapa yang mempunyai status atau menduduki posisi tinggi maka ia dapat mempunyai kesempatan untuk memperoleh kekuasaan. Dia lebih mudah mengambil peranan sebagai pemimpin. Berdasarkan relasinya, ada sumber daya ekonomi untuk melakukan peranan politiknya, artinya menyebarkan pengaruhnya. Kalau dapat dibenarkan status sering membawa kekayaan, namun tidak selalu benar kekayaan dapat membawa status dan kekuasaan.
Dalam distribusi kekuasaan, faktor kultural juga merupakan penentu, sebab jenis otoritas dan struktur kekuasaan sangat dipengaruhi oleh orientasi nilai-nilai pandangan hidup para pelaku. Kerangka konseptual ilmu politik menyediakan banyak alat analitis untuk menguraikan berbagai unsur politik, aspek politik, kelakuan pelaku, nilai-nilai yang melembaga sebagai sistem politik dan lain sebagainya.
e.    Hubungan Sejarah dengan Ilmu Ekonomi.
Mulai abad 20 sejarah ekonomi dalam berbagai aspeknya semakin menonjol, apalagi setelah proses modermisasi, dimana hampir setiap bangsa di dunia lebih memfokuskan pada pembangunan ekonomi. Terutama proses industrualisasi beserta transformasi sosialnya menuntut kajian ekonomi dari sistem agraris menuju ke sistem industrial. Terbentuknya jaringan transportasi, perdagangan, jaringan daerah industri dan bahan mentah menyebabkan munculnya sistem ekonomi global. Sistem ini mempunyai pengaruh yang luas dan mendalam, tidak hanya di bidang ekonomi melainkan juga bidang politik. Hal ini dicerminkan oleh pertumbuhan kapitalisme. Dengan adanya ekspansi politik yang mendukungnya maka timbulah the scramble for coconies, perebutan jajahan atau imperialisme.




























BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Geografi sejarah merupakan cabang ilmu geografi yang mencari peenjelasan tentang bagaimana budaya dari berbagai tempat di bumi berkembang dan menjadi seperti sekarang. Geografi sejarah adalah ilmu yang mempelajari tentang manusia, fisik, fiksi, dan fakta geografi di masa lampau. Ilmu displin ini memiliki bahasan yang sangat luas dan beragam. Umumnya membahas tentang geografi masa lalu dan bagaimana perubahan sebuah wilayah atau tempat berdasarkan waktu. Selain itu juga membahas tentang hubungan manusia dengan lingkungan dan menciptakan kebudayaan alam. Hubungan antara sejarah dan geografi terhadap ilmu-ilmu sosial lainnya yaitu dapat dilihat dari bagaimana ilmu-ilmu tersebut dapat berupa ilmu bantu bagi setiap ilmu lainnya sehingga ilmu-ilmu sosial lainnya dapat membatu sejarah ataupun geografi dalam proses penelitiannya.


















DAFTAR PUSTAKA
Budianto. 2014. Pengertian Geografi Sejarah. www.pengertianilmu.com. Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Dharmawan Hendri. 2012. Hubungan Geografi dengan Ilmu Sejarah. www.sejarawanislam.blogspot.com. Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Mardianta Faizal. 2014. Pengantar Ilmu Sejarah. www.academia.edu. Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Mbura Andhy. 2012. Pengertian Geografi Sejarah dan Konsep-Konsepnya. www.adhymb.blogspot.co.id. Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.
Wafiyatuh. 2013. Hubungan Antara Ilmu Sejarah dan Ilmu Sosial. www.phiyoul.wordpress.com. Diakses pada Jum’at, 4 Maret 2016.

 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar