Jumat, 23 September 2016

Evaluasi Pembelajaran Sejarah: Teknik Penilaian, Proses dan Hasil Pembelajaran



Tugas Kelompok:
EVALUASI PEMBELAJARAN SEJARAH
“TEKNIK PENILAIAN, PROSES DAN HASIL PEMBELAJARAN ”
DISUSUN OLEH KELOMPOK IV:
SYAHRUL MUBARAK                 A 311 14 044
EVI TRISNAYATI                          A 311 14 046
MUH. ALDINO RAMADHAN      A 311 14 011
AFRIADI TUNGGUL                     A 311 14 024



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
             2016

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dari kelompok IV dapat menyelesaikan tugas makalah kami yang berjudul Teknik Penilaian, Proses, dan Hasil Pembelajaran ini dengan baik dan sesuai petunjuk.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kami sangat membutuhkan kritik dan saran yang sifatnya membangun pada intinya untuk memperbaiki kekurangan agar dimasa mendatang bisa menjadi lebih baik lagi.
Ucapan terima kasih kepada dosen pengajar yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan makala ini. Akhir kata kami mengucapkan terima kasih.


Palu,       September 2016
                                                                                                           Penyusun

                                                                                                                                                                                                                                                                    Kelompok IV









DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ………………………………………………………...........         i
DAFTAR ISI ………………………………………………………………...............         ii
BAB I: PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang …………………………………………………….....................        1
B.  Rumusan Masalah ………………………………………………........................        2
C.  Tujuan ................………………………………………………......................         2
BAB II: PEMBAHASAN
A.  Teknik Penilaian ..........................................................……………….................        3
B.  Proses Penilaian ..................................……....................................…..................        6
C.  Hasil Penilaian ......................................................................................................        6
BAB III: PENUTUP
A.    Kesimpulan …………………………………………………......……….............        8
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................        9

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Salah satu kompetensi yang harus dikuasai oleh guru yaitu evaluasi pembelajaran. Kompetensi ini sejalan dengan tugas dan tanggung jawab guru dalam pembelajaran, yaitu mengevaluasi pembelajaran termasuk di dalamnya melaksanakan penilaian proses dan hasil belajar. Kompetensi tersebut sejalan pula dengan instrumen penilaian kemampuan guru, yang salah satu indikatornya adalah melakukan evaluasi pembelajaran. Masih banyak lagi model yang menggambarkan kompetensi dasar yang harus dikuasai guru. Hal ini menunjukkan bahwa pada semua model kompetensi dasar guru selalu menggambarkan dan mensyaratkan adanya kemampuan guru dalam mengevaluasi pembelajaran, sebab kemampuan dasar yang mutlak harus dimiliki setiap guru atau calon guru.
Dalam evaluasi selalu mengandung proses. Proses evaluasi harus tepat terhadap tipe tujuan yang biasanya dinyatakan dalam bahasa perilaku. Dikarenakan tidak semua perilaku dapat dinyatakan dengan alat evaluasi yang sama, maka evaluasi menjadi salah satu hal yang sulit dan menantang, yang harus disadari oleh para guru. Beberapa tingkah laku yang sering muncul serta menjadi perhatian para guru adalah tingkah laku yang dapat dikelompokkan menjadi tiga ranah, yaitu pengetahuan intelektual (kognitif), keterampilan (psikomotor), yang menghasilkan tindakan, dan bentuk lain adalah values dan attitudes atau yang dikategorikan ke dalam affectife domain.
Evaluasi harus dilakukan secara sistematis dan kontinu agar dapat menggambarkan kemampuan para siswa yang dievaluasi. Kesalahan utama yang sering terjadi diantara para guru adalah bahwa evaluasi diadakan pada saat tertentu, seperti pada akhir unit, pertengahan, dan akhir suatu program pengajaran. Akibat yang terjadi adalah minimnya informasi tentang para siswa sehingga menyebabkan banyaknya perlakuan prediksi guru menjadi bias dalam menentukan posisi mereka dalam kegiatan kelas.
B.     Rumusan Masalah
1.    Bagaimana Teknik Penilaian dalam Pembelajaran?
2.    Bagaimana Proses Penilaian dalam Pembelajaran?
3.    Bagaimana Hasil Penilaian dalam Pembelajaran?
C.    Tujuan
1.      Untuk mengetahui teknik penilaian dalam pembelajaran.
2.      Untuk mengetahui proses penilaian dalam pembelajaran.
3.      Untuk mengetahui hasil penilaian dalam pembelajaran.














BAB II
PEMBAHASAN
Dalam setiap pembelajaran yang dilakukan dalam kelas tentunya membutuhkan penilaian dalam setiap pembelajarannya sehingga para pendidik dapat mengetahui seberapa besar para peserta didik mendapatkan ilmu selama proses pembelajaran. Sehingga untuk mendapatkan nilai dari peserta didik tersebut membutuhkan penilaian yang mana terbagi menjadi teknik penilaian, proses serta hasil penilaian pembelajaran tersebut.
A.      TEKNIK PENILAIAN
Teknik penilaian merupakan suatu metode atau cara dalam melakukan suatu penilaian yang dilakukan oleh guru atau tenaga pengajar untuk mengetahui informasi mengenai tingkat keadaan belajar serta prestasi yang dimiliki oleh peserta didik dalam selama proses pembelajaran. Adapun teknik penilaian pembelajaran yaitu sebagai berikut:
1.      Teknik Tes
Tes yaitu salah satu cara yang dapat digunakan dalam melakukan kegiatan penilaian yang didalamnya terdapat serangkaian pertanyaan atau latihan yang digunakan untuk menilai keterampilan, pengetahuan, kecerdasan serta kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik baik itu individu maupun kelompok. Dalam melakukan tes penilaian tersebut, terdapat beberapa cara yaitu dengan cara tes tertulis, tes tidak tertulis serta tes perbuatan atau praktek.
a.    Tes Tertulis
Tes tertulis yaitu tes yang mana soal-soal atau materi penilaiannya harus dijawab oleh peserta didik dengan cara memberikan jawabannya secara tertulis. Adapun tes tertulis terbagi menjadi dua bagian yaitu tes bentuk uraian dan tes bentuk objektif.
b.    Tes Tidak Tertulis (Lisan)
Tes tidak tertulis atau sering disebut sebagai tes lisan yaitu suatu cara penilaian yang dalam pelaksanaannya dilakukan dengan cara melakukan tanya jawab secara langsung antara pendidik dan peserta didik.
c.    Tes Perbuatan (Praktek)
Tes perbuatan atau praktek merupakan suatu cara penilaian yang penugasannya disampaikan dalam bentuk secara lisan dan kemudian pelaksaan tugasnya dinyatakan dengan bentuk perbuatan atau unjuk kerja. Adapun penilaiannya dilakukan saat peserta didik melakukan persiapan, pelaksanaan hingga pada hasil dan pencapaian tugas yang diberikan kepada peserta didik tersebut. Dalam penilaiannya, tes praktek ini pada umumnya memerlukan sebuah format pengamatan. Bentuk dari format pengamatan tersebut dapat disesuaikan dengan pengamatan yang akan dilakukan oleh peserta didik.
2.      Teknik Non-Tes
Teknik Non-Tes salah satu bentuk penilaian yang sangat penting dalam melakukan penilaian terhadap peserta didik dalam ranah afektif dan psikomotor, yang mana hal tersebut berbeda dengan teknik tes yang lebih menekankan pada aspek kognitif. Dalam pelaksanaannya, teknik non-tes terbagi dalam berbagai bentuk yaitu:
a.    Obeservasi, merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan yang dilakukan secara sistematis, logis, objektif, serta bersifat rasional mengenai berbagai fenomena dalam mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut Yaumi dan Damopolili, Obeservasi yaitu kemampuan untuk memerhatikan, mencatat kejadian, atau cara melihat sesuatu atau dapat dikatakan pengamatan langsung dengan penuh perhatian dan merekam secara sistematis apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Dalam evaluasi pembelajaran, obeservasi sendiri digunakan untuk menilai proses dan hasil belajar peserta didik pada saat PBM, berdiskusi, mengerjakan tugas serta dalam hal lainnya. Instrumen yang digunakan dalam pengamatan tersebut dapat berupa angket sederhana, skala rating, format catatan terbuka-tertutup yang merekam komentar-komentar singkat yang diberikan oleh peserta didik.
b.    Wawancara, merupakan salah satu teknik penilaian non-tes dengan cara melakukan percakapan atau tanya jawab baik itu secara langsung ataupun menggunakan media. Dalam cara wawancara ini, pendidik dapat menanyakan langsung tentang sikap peserta didik terhadap pembelajaran.
c.    Angket (Survei)
Angket atau survei merupakan rangkaian pertanyaan untuk mengumpulkan informasi dari individu (Yaumi dan Damopilii). Angket merupakan cara penilaian hasil belajar siswa yang berupa daftar pertanyaan tertulis untuk menjaring informasi tentang suatu hal. Pertanyaan angket atau survei dapat menggunakan daftar petanyaan terbuka dan tertutup tergantung dari jenis infomasi yang ingin diperoleh.
d.      Portofolio. Teknik ini dilakukan dengan cara pengumpulan dokumen dan karya-karya peserta didik dalam karya tertentu yang diorganisasikan untuk mengetahui minat, perkembangan belajar serta prestasi belajar siswa.



B.       PENILAIAN PROSES PEMBELAJARAN
Penilaian proses dilaksanakan saat proses pembelajaran sedang berlangsung. Penilaian proses merupakan penilaian yang menitikberatkan sasaran penilaian pada tingkat efektivitas kegiatan belajar mengajar dalam rangka pencapaian tujuan pengajaran. Penilaian proses belajar mengajar menyangkut penilaian terhadap kegiatan guru, kegiatan siswa, pola interaksi guru-siswa dan keterlaksanaan proses belajar mengajar. Tindak lanjut dari penilaian proses pembelajaran jika memperoleh hasil yang kurang memuaskan, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (PTK).  Berarti seorang guru berusaha mengetahui penyebab kesukaran peserta didik dalam proses belajar tersebut, pada gilirannya menemukan suatu cara sebagai solusi permasalahan tersebut. Berbeda halnya dengan kegiatan ujian, jika seorang guru menemukan peserta didik tidak memenuhi kriteria yang telah ditetapkan pada KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) maka solusinya adalah melakukan pembelajaran remedial.
Tujuan penilaian proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar, terutama efesiensi, keefektifan, dan produktivitas dalam mencapai tujuan pengajaran. Dimensi penilaian proses belajar mengajar berkenaan dengan komponen-komponen proses belajar mengajar seperti tujuan pengajaran, metode, bahan pengajaran, kegiatan belajar dan mengajar guru, dan penilaian.
C.      PENILAIAN HASIL BELAJAR
Sudjana mengatakan bahwa penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil belajar siswa. Tingkah laku sebagai hasil belajar dalam pengertian luas mencakup bidang kognitif, afektif dan psikomotorik. Penilaian dan pengukuran hasil belajar dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar, terutama hasil belajar kognitif berkenaan dengan penguasaan bahan pengajaran sesuai dengan tujuan pendidikan dan pengajaran.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan oleh pendidik baik itu berupa penilaian formatif maupun sumatif dalam pelaksanaannya memiliki perbedaan. Ada pendidik yang sengaja mempersiapkan aspek penilaiannya dengan baik namun ada pula yang melaksanakan penilaian tersebut hanya untuk melaksanakan kelengkapan tugas mengajarnya bahkan tidak peduli dengan apapun hasil dari tindakan penilaian yang dilakukannya. Hasil belajar merupakan hal yang dapat dipandang dari dua sisi yaitu sisi siswa dan dari sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar merupakan tingkat perkembangan mental yang lebih baik bila dibandingkan pada saat sebelum belajar. Tingkat perkembangan mental tersebut terwujud pada jenis-jenis ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Sedangkan dari sisi guru, hasil belajar merupakan saat terselesikannya bahan pelajaran. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar tersebut terjadi terutama berkat evaluasi guru. Hasil belajar dapat berupa dampak pengajaran dan dampak pengiring.










BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Penilaian adalah suatu proses atau kegiatan yang sistematis dan berkesinambungan untuk mengumpulkan informasi tentang proses hasil belajar peserta didik dalam rangka membuat keputusan-keputusan berdasarkan kriteria dan pertimbangan tertentu. Keputusan yang dimaksud adalah tentang keputusan peserta didik, seperti menilai atau juga keputusan kenaikan kelas dan kelulusan. Kegiatan penilaian harus dapat memberikan informasi kepada guru untuk meningkatkan kemampuan mengajarnya dan membantu peserta didik mencapai perkembangan belajarnya secara optimal. Karena pentingnya suatu penilaian dalam proses belajar mengajar maka diperlukan adanya teknik, proses hingga hasil dari pembelajaran tersebut.











DAFTAR PUSTAKA
Anonim. Contoh Penilaian Hasil Belajar. www.apyusa.com. Diakses pada hari Jum’at, 16 September 2016.
Arifah Muin. 2014. Penilaian Proses dan Hasil Belajar. www.muinarifah.blogspot.com. Diakses pada hari Jum’at, 16 September 2016.
Burhan. 2001. Penilaian Dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra. BPFE. Yogyakarta.
Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A. 2013. Prinsip-Prinsip Desain Pembelajaran (Disesuaikan Dengan Kurikulum 2013). Kencana. Jakarta.
Dr. Nana Sudjana. 2013. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosdakarya. Bandung.
Hikma Wantia. 2015. Metode, Teknik, dan Instrumen Penilaian Hasil Belajar. www.gadisgigikecil.blogspot.co.id. Diakses pada hari Jum’at, 16 September 2016.
James S Cangelosi. 1995. Merancang Tes Untuk Menilai Prestasi Siswa. Penerbit ITB. Bandung.
Kastiana Yudi. 2011. Teknik Penilaian Hasil Belajar Siswa. www.yudikastiana.wordpress.com. Diakses pada hari Jum’at, 16 September 2016.
Sukino Pujo. 2015. Penilaian Hasil Belajar Sejarah. www.pojusukino.blogspot.com. Diakses pada hari Jum’at, 16 September 2016.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar